MAJALAH BERITA TERKINI ISU HOT

Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Minggu, 08 Agustus 2010

Hari Raya Idul Fithri 1431 H dan Pengentasan Kemiskinan

    Rasullulah SAW bersabda :"Setiap muslim bersaudara. Jika yang satu sakit maka yang lain ikut sakit." Jadi, setiap umat Islam saling mempengaruhi dan berpartisipasi di dalamnya dalam menjalankan kehidupan yang lebih baik, salah satunya dalam pengentasan kemiskinan. Rasulullah SAW bersabda : "Kefakiran mendekatkatkan pada kekufuran."
    Selepas menjalankan ibadah puasa dengan khidmat, umat Islam wajib menyempurnakan puasanya dengan mengeluarkan zakat fithrah. Dilihat dari segi aspek sosial, terlihat kedua ibadah tersebut lebih cenderung mengutamakan aspek sosial, terutama dalam pengentasan kemiskinan.Yakni zakat fithrah diberikan untuk kaum fakir miskin, dhuafa, dan lain-lain. Memberi pada fakir miskin adalah esensi dari ibadah zakat fitrah, karena memberi adalah sifat kodrati atau nurani manusia sebagai makhluk sosial. Jadi, pada diri setiap umat Islam terpatri sikap memberi dalam rangka pengentasan kemiskinan.
    Kita dapat lihat di sekeliling kita banyak orang miskin yang kekurangan. Mereka membutuhkan uluran tangan kita. Kita harus mengantisipasinya dengan cara mencari solusi agar orang-orang miskin dapat menjadi orang berkecukupan. Itulah hasil gemblengan ibadah saum dan zakat fithrah. Oleh karenanya, Hari raya Idul fithri 1431 H merupakan momentum yang sangat tepat dalam pengentasan kemiskinan, yang merupakan esensi dari ibadah saum dan zakat fithrah tersebut dalam memberikan sebagian harta kita yang halal untuk dimanfaatkan oleh fakir miskin melalui badan amil.
    Islam mengajarkan akan pentingnya terbentuk badan amil, secara tak langsung memberikan pelajaran bagi umat Islam agar dalam pengentasan kemiskinan dilakukan dengan sistematis melalui suatu badan amil. Jadi tugas badan amil bukan hanya memberikan barang pada kaum fakir miskin, melainkan membimbingnya agar mereka dapat keluar dari jurang kemiskinan. Sehingga manfaat zakat fithrah atau infak dan sodaqoh dapat dirasakan manfaatnya selamanya, bukan hanya sesaat bersifat spekulatif.
    Oleh karena itu, Badan amil hendaknya mengumpulkan data mustahik dan muzakki sebanyak-banyaknya. Dan apa yang dibutuhkan mustahik dan berapa jumlah yang mesti diberi agar mereka dapat terbebas dari jurang kemiskinan. Umat Islam sangat banyak di Indonesia, potensi zakat pun sangat besar. Bila dikembangkan dapat mengurangi jumlah orang-orang miskin di Indonesia secara signifikan.
Pemberian “umpan” kaum miskin biasanya akan tetap menyebabkan kaum miskin tetap miskin. Akan tetapi, agar orang miskin dapat keluar dari kemiskinan adalah dengan cara memberi “alat pancing”, salah satunya adalah pengetahuan. Karena dengan pemberian pengetahuan atau lapangan kerja, orang miskin dapat keluar dari kemiskinan secepat mungkin. Dan pada hari raya Idul Fithri selanjutnya dari status mustahik dapat berubah menjadi muzakki (orang yang berhak mengeluarkan zakat).
Solidaritas dan kepedulian sosial sebagai kado lebaran hendaknya diterapkan dengan cermat. Misalnya, ada seorang pemuda miskin pengangguran padahal ia memiliki kemampuan mengetik cepat ataupun jago otomotif atau keahlian lainnya, maka berikanlah fasilitas untuk mengembangkan bakat mereka jadi penghasil ekonomi. Karena kita lihat para pemuda pengangguran itu perlu diarahkan dalam memberdayakan potensi dirinya. Seperti membuka bengkel, rental computer, jasa pengetikan, sehingga dapat menghasilkan duit yang cukup lumayan. Pemberian seperti itu, dampaknya cukup besar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia. Selanjutnya pada masa mendatang indeks pembangunan manusia Indonesia akan meningkat.
Pendek kata, pemberian zakat infak sadaqah setiap umat muslim terhadap kaum miskin harus dapat mengeluarkan orang miskin itu dari jurang kemiskinan, karena itu sebesar-besarnya manfaat, dibandingkan jika kita memberi dan orang miskin di tahun selanjutnya masih miskin. Dengan pola pengentasan kemiskinan secara sistematis diharapkan kaum miskin dapat bersama menuju hidup berkecukupan atau pas. Apalagi mayoritas kaum miskin di Indonesia adalah beragama Islam. Dan setiap orang beragama Islam adalah saudara sebagaimana hadis dari Rasulullah SAW di atas.
Setiap umat Islam harus meneliti apa kebutuhan orang miskin itu sebagai bentuk kasih sayang, kemudian memenuhi sesuai yang dibutuhkan orang miskin tersebut. Sebab kebutuhan setiap orang berbeda-beda terhadap suatu barang. Memberi bukan hanya soal materi, tapi juga dapat memberi tenaga bahkan lapangan kerja yang dibutuhkan kaum miskin sekarang ini. Memberi lapangan kerja itu merupakan salah satu pemberian yang manfaat sebesar-besarnya dan berkesinambungan. Memberi itu harus dilihat, apakah barang pemberian yang sangat dibutuhkan kaum miskin? Tentu, sedikit manfaat jika kita memberi barang yang sudah dimiliki orang miskin itu.
    Peran media massa perlu dilibatkan dalam iklan layanan masyarakat : Seperti Iklan layanan masyarakat yang menerangkan bahwa memberikan zakat atau infak sadaqah memberikan andil pada pengentasan kemiskinan di Indonesia. Terus, media massa itu memberi gambaran statistik jumlah orang miskin yang berhasil keluar dari kemiskinan berkat zakat infak dan sadaqah itu.
    Hari raya idul fithri 1431 H yang disambut sukacita oleh umat Islam mengandung dua unsur penting yang harus dimiliki setiap umat Islam sebagai buah dari melaksanakan ibadah saum dan zakat fithrah, yakni solidaritas dan kepedulian sosial. Jadi, pada hari raya idul fithri ini ada hadiah lebaran yakni berupa nuansa solidaritas dan kepedulian sosial terhadap sesama terutama yang membutuhkan, fakir miskin, kaum dhuafa, dll. Kita harus berbagi dengan fakir miskin, minimal meringankan beban penderitaan mereka. Sebab dalam menjalankan ibadah saum, kita merasakan pahitnya menderita kelaparan dan kesusahan.
    Jadi, pada intinya maksud dari ibadah saum adalah merasakan pahit getirnya penderitaan kaum fakir miskin. Lalu maksud dari ibadah zakat fithrah adalah memberikan barang berharga untuk pengentasan kemiskinan. Sehingga pada hari raya Idul Fithri ini merupakan momentum tepat dalam pengentasan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan hendaknya tidak hanya dilaksanakan pada hari raya idul fithri saja (bulan Syawal), melainkan hendaknya secara terus menerus di bulan lainnya.  Karena sudah selayaknya, umat Islam menjadi tiang peradaban manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar